Selasa, 09 Maret 2010

Kopi tak Terbukti Ganggu Jantung


Para pencinta kopi bisa berlega hati setelah serangkaian studi yang membuktikan tak adanya kaitan antara kopi dan gangguan detak jantung.


Hal itu dipresentasikan pada konferensi American Heart Association di San Fransico, baru-baru ini.

Salah satu penelitian mengungkap, peminum kopi memiliki risiko lebih rendah dirawat di rumah sakit untuk detak jantung abnormal. Penelitian juga tidak membuktikan meminum beberapa cangkir kopi per hari bisa meningkatkan risiko ateroklerosis (atherosclerosis) yaitu pengerasan dinding sel darah yang dapat memicu serangan jantung dan penyakit lainnya.

Bahkan, penelitian mengungkap sisi positif dari kopi yang menunjukkan, zat-zat tertentu selain kafein dalam kopi mampu mengurangi risiko diabetes.

Namun, tidak semua laporan dari konferensi itu memberikan berita menyenangkan bagi pecinta kopi.

Sebuah laporan menemukan kaitan potensial antara kebiasaan minum kopi dan tekanan darah tinggi. Namun, efeknya dilaporkan tergolong rendah.

Para peneliti menyelidiki tekanan darah dari sekitar 130.054 pasien dari Kaiser Permanente Medical Care Program yang dirawat karena gangguan detak jantung.

Sekitar dua persen dari pasien tersebut diminta untuk perawatan karena kelainan tertentu. Sebagian besar akibat gangguan atrial fibrillation.

Namun, risiko tersebut 18 persen lebih rendah pada pasien yang meminum empat cangkir kopi atau lebih per hari, dibanding yang tidak meminum kopi. Demikian diungkap Konsultan Senior Progam Kardiologi yang memimpin studi, Dr. Arthur Klatsky.

"Hal itu mungkin saja mengejutkan, karena biasanya kopi membuat sebagian orang merasa gelisah. Namun, tampaknya kami belum siap mengatakan kepada masyarakat sebaiknya mereka minum kopi untuk mencegah gangguan detak jantung," ujarnya.

Sayangnya, penelitian itu tidak memberikan alasan pasti mengapa kopi kemungkinan bisa mengurangi gangguan detak jantung, tambah Arthur.

"Kemungkinan para peminum kopi tersebut memiliki pola makan lebih baik atau berolahraga lebih banyak. Kami tidak bisa mengatakan itu dengan pasti terkait dengan lebih sedikitnya peminum kopi yang mengalami gangguan detak jantung yang butuh perawatan rumah sakit," tuturnya.

Pada intinya, lanjut, Arthur, para peminum kopi tidak perlu menghentikan kebiasaan tersebut karena mereka memiliki masalah detak jantung. "Hanya sebatas itu yang bisa kami katakan," tuturnya.

Penelitian lain yang diikuti oleh lebih dari 3.000 partisipan pria dan wanita selama 20 tahun menemukan tidak adanya kaitan konsumsi kopi dan atherosclerosis pada berbagai jenis etnis serta golongan perokok dan non perokok. Para partisipan itu terdiri dari bukan peminum kopi hingga pecinta kopi yang mengonsumsi hingga empat cangkir per hari.







Dipublikasikan ulang dari http://www.republika.co.id/berita/105652/studi-kopi-tak-terbukti-ganggu-jantung

Alpukat dan Kedelai Bisa Jadi Kunci Pencegah Stroke


Jika Anda tengah mencoba pola hidup sehat demi menghindari serangan stroke dan jantung koroner, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk memperbanyak jumlah sayuran dan buah-buahan seperti buncis, alpukat, jus prem, kacang kedelai dan yoghurt.


Pasalnya, kandungan tinggi potasium pada sayuran dan buah jenis itu bisa mengurangi risiko terkena dua penyakit mematikan tersebut. Demikian kesimpulan hasil riset yang diperesentasikan dalam konferensi American Heart Association's Nutrition, Physical Activity and Metabolism yang berlangsung di San Fransisco, Amerika Serikat, 5 Maret 2010.

Kesimpulan ini berdasarkan hasil analisa terhadap 10 riset yang dipublikasikan antara 1966 hingga 2009. Selama rentang empat periode, total 280.000 sukarelawan dengan rentang usia 5-19 tahun tercatat 5.500 individu terkena stroke dan kurang lebih 3.100 terserang penyakit jantung koroner.

"Tingginya kadar potasium bertalian erat dengan penurunan resiko terkena Stroke sebesar 19% dan penyakit jantung korones sebesar 8%. Hasil riset sangat mendukung rekomendasi kepada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung kadar potasium tinggi guna menghindarkan diri dari penyakit kardiovaskular," ungkap salah seorang peneliti, Dr. Pasquale Strazzullo dari University of Naples, Italia.

Sebelumnya, riset yang dikerjakan Pasquale dan kolega memeriksa kasus stroke lebih dari 20.000 laki-laki dan perempuan berusia antara 20 hingga 60 tahun. Pada awal riset, keseluruhan sukarelawan tidak beresiko terkena penyakit kardiovaskular namun 10 tahun kemudian, 223 diantaranya terkena stroke.

Usai menganalisa setiap catatan kesehatan relawan, para peneliti menemukan fakta penting. Para peneliti mencatat individu dengan asupan makanan buah dan sayuran lebih dari 262 gram perhari memiliki resiko terkena stroke sebesar 36%. Sebaliknya, individu yang hanya mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 92 gram per hari beresiko tinggi terkena stroke.

Sementara itu, peneliti asal Wageningen University, Linda Oude Griep berpendapat sebaliknya. Ia menilai tidak ada hubungan antara resiko stroke dengan minimnya konsumsi buah dan sayuran.

Pada tahun 2006, American Heart Association mengeluarkan panduan pola makan baru yang menyarankan asupan potasium hingga 4,7 gram per hari. Saat itu, para peneliti berpendapat peningkatan asupan potasium dan penurunan sodium mungkin merupakan hal terpenting untu pola makan sehat yang diperlukan untuk mengurangi penyakit kardiovaskular.

Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pola makan dengan asupan magnesium 500-1000 mg per hari ditambah dengan 800 mg kalsium dapat risiko tekanan darah tinggi.





Dipublikasikan ulang dari http://www.republika.co.id/berita/105777/alpukat-dan-kedelai-bisa-jadi-kunci-pencegah-stroke

Waspada !!! Polusi Bisa Jadi Pemicu Tekanan Darah Tinggi Anda


Jika suatu hari Anda mendapati tekanan darah Anda semakin tinggi, jangan buru-buru menyalahkan makanan yang Anda konsumsi.


Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengungkap, paparan partikel dari polusi selama jangka panjang diyakini dapat memicu peningkatan tekanan darah.

Pada laporan terbaru, peneliti menganalisa data dari 939 partisipan dalam Norvative Aging Study yang dilaksanakan setiap empat tahun antara tahun 1995-2006.

Sebuah aplikasi komputer khusus dibuat untuk mengukur seberapa besar paparan polusi udara selama dilakukannya penelitian dan untuk persiapan empat tahun yang akan datang.

Meningkatknya paparan polusi yang dari lalu lintas dibuktikan terkait dengan tekanan darah tinggi. Hasil dari penelitian itu tercatat peningkatan 3,022 mm Hg dari tekanan darah sistolik dan 1,96 mm Hg peningkatan tekanan diastolik serta 2,03 mm Hg peningkatan tekanan arteri. Demikian diungkap studi yang dirilis pada American Heart Association.

Hal itu berhasil mengaitkan antara paparan jangka panjang partikel polusi udara dan tekanan darah yang tinggi yang kemungkinan dapat membantu penjelasan antara polusi lalulintas dengan kematian serangan jantung dan kardiovaskuler dilaporkan sebelumnya dalam studi yang dilakukan Joel Schwarts dari Harvard School.







Dipublikasikan ulang dari http://www.republika.co.id/berita/105853/wapada-polusi-bisa-jadi-pemicu-tekanan-darah-tinggi-anda

Benarkah Sinar Matahari Bisa Jadi Pengusir Flu?


Jika Anda tengah terserang flu atau merasa tak enak badan, berjemur sinar matahari di pagi hari bisa menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus bermanfaat. Pasalnya, terangnya sinar matahari tersebut meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan memicu aktifnya sel darah putih dalam tubuh.


Sebuah riset yang dipublikasikan jurnal Nature Immunology menyimpulkan vitamin D yang terkandung dalam sinar matahari tidak hanya membuat kulit terlindungi tetapi juga mengaktiviasikan sel darah putih yang melindungi tubuh dari flu, makanan beracun bahkan kanker.

Sebelumnya, Peneliti dari University of Copenhagen telah menganalisa terkait dugaan keampuhan vitamin D untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh manusia.

"Sel T atau sering disebut sel pertahanan tubuh. Sel T memiliki tugas untuk mendeteksi dan membunuh bakteri, virus yang masuk ke dalam tubuh. Sayangnya, kedigdayaan Sel T takkan bekerja tanpa kehadiran vitamin D, " tegas salah seorang peneliti, Carsten Gesiler.

Dari hasil tes laboratorium terungkap vitamin D memicu kinerja sel darah putih untuk "membunuh" setiap sel asing. Berkat vitamin D pula, sel darah putih turut membantu proses pembentukan sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan segenap infeksi yang terdapat dalam tubuh. Sayangnya, peneliti belumlah menyadari vitamin D bertalian erat dengan pembentukan sistem kekebalan tubuh. "Kami tidak menyadari bahwa vitamin D memiliki peran krusial terhadap aktivasi pembentukan sistem kekebalan tubuh," tegas Carsten.

Dalam waktu dekat, peneliti berencana mengembangkan vaksin baru yang ditujukan untuk melatih tubuh mengembangkan sistem kekebalannya sendiri dan membentuk semacam pertahanan diri yang alami dimana kondisi itu sangat penting. Peneliti pun berharap, keberadaan vaksin dapat mengatasi persoalan infeksi dan epidemi global.

Sejauh ini, kebanyakan vitamin D secara alami diproduksi oleh sinar matahari. Selain itu, vitamin D juga terdapat pada minyak hati, telur dan lemak ikan seperti salmon, Herring dan Makarel.





Dipublikasikan ulang dari http://www.republika.co.id/berita/105896/benarkah-sinar-matahari-bisa-jadi-pengusir-flu

Jika Sayang Jantung, Batasi Minuman Bersoda




Jika Anda tergolong penyuka minuman manis bersoda, ada baiknya membatasi konsumsi minuman jenis itu saat ini. Pasalnya, minuman tersebut kini semakin banyak dikaitkan dengan diabetes dan penyakit jantung.


Peningkatan konsumsi minuman manis bersoda berkontribusi terhadap 130.000 kasus baru diabetes, 14.000 kasus baru penyakit jantung dan lebih dari 50.000 kesulitan untuk melanjutkan hidup karena penyakit jantung selama 10 tahun terakhir. Demikian studi terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat.

"Penemuan itu mengungkap, setiap kebijakan yang dapat mengurangi konsumsi minuman tersebut kemungkinan memiliki keuntungan kesehatan yang dramatis," ujar peneliti senior dari University of California, Dr. Kirsten Bibbins-Domingo.

Dia menuturkan hal tersebut pada pertemuan tahunan American Heart Association atau Asosiasi Jantung Amerika.

Penelitian itu menggunakan simulasi serangan jantung pada komputer setelah dimodifikasi dengan berbagai risiko gangguan kardiovaskular lainnya seperti obesitas dan garam.

"Kami kemungkinan meremehkan hal itu, karena peningkatannya diantara para generasi muda dan fokus kami pada waktu itu yaitu pada usia 35 tahun keatas," terangnya.

Salah satu penjelasan yang diyakini para peneliti adalah peningkatan dari kasus penyakit kardiovaskulaar karena semakin meningkatnya diabetes, lanjut Kirsten. Kemudian, meningkatnya kasus obesitas juga kemungkinan memiliki kontribusi.

"Mekanisme apapun juga, studi yang dilakukan dengan partisipan yang besar menyarankan efek yang kemungkinan berbahaya dari terlalu banyak mengonsumsi minuman dengan pemanis," tegasnya.

Dia menambahkan, tidak ada yang menyalahkan minuman itu sebagai bagian dari modernisasi. Namun, selama sepuluh tahun terakhir, konsumsi minuman tersebut terus meningkat sementara minuman lain menunjukkan penurunan.

Rekomendasi dari American Heart Association mengatakan agar masyarakat membatasi konsumsi minuman dengan pemanis bersoda dan lebih memilih minuman lain.

"Minuman jus dari buah asli mengandung nutrisi tinggi dan bisa bermanfaat lebih banyak dibandingkan kandungan karbohidrat dari minuman manis bersoda," ujar Profesor dari University of Colorado, Dr. Robert H. Eckel.

Faktanya, rekomendasi asupan gula per hari hampir sama dengan jumlah satu kaleng minuman bersoda per hari dan lebih sedikit lagi untuk wanita.






Dipublikasikan ulang dari http://www.republika.co.id/berita/106024/jika-sayang-jantung-batasi-minuman-bersoda

Kamis, 18 Februari 2010

E-CODES [ LEMAK BABI ]

Waspada dengan kode bahan makanan ini..



E-100, E-110, E-120, E-140, E-141,

E-153,

E-210, E-213, E-214, E-216, E-234, E-252, E-270, E-280,

E-325, E-326, E-327, E-337,

E-422, E-430, E-431, E-432, E-433, E-434, E-435, E-436, E-440,

E-470, E-471, E-472, E-473, E-474, E-475, E-476, E-477, E-478,

E-481,

E-482, E-483, E-491, E-492, E-493, E-494, E-495,

E-542, E-570, E-572,

E-631, E-635,

E-904

Jumat, 12 Februari 2010

5 Strategi Pengikis Lemak

Kembali ke tubuh yang sehat adalah pilihan yang bijak. Karena tubuh sehat, tidak hanya menawarkan keindahan tapi juga menjamin kualitas hidup yang lebih baik.


Dan tidak dapat dipungkiri, pola makan adalah penentu dari seberapa dekat kita menghampiri kualitas hidup tersebut. Agar lebih maksimal, ikutilah program menghilangkan lemak tubuh berikut ini:

Menggenggam Makanan
Jika selama ini kita mengukur porsi kenyang menggunakan sendok nasi yang besar, ada baiknya meninggalkan takaran tersebut. Karena ternyata, genggaman tangan merupakan panduan mendapat asupan yang ideal bagi tubuh. Contohnya untuk mendapat asupan daging sebesar 85 gram, genggaman tangan adalah ukurannya. Dan jadikan ujung jari untuk mengukur minyak yang akan digunakan. Ukuran ini setara dengan 1 sendok teh.

Melahap porsi kecil
Menurut University of Michigan, perempuan yang mengikuti pola makan kecil akan memiliki tubuh lebih ramping dan lemak tubuh yang lebih sedikit. Porsi ini membuat metabolisme tubuh melaju lebih cepat tapi tubuh teteap penuh. Makanlah tiga porsi kecil makanan yang diselingi dua atau tiga cemila dalam sehari. Adapun jarak ideal untuk pola asupan tersebut adalah 4 jam.

Kurangi 100 kalori setiap kali makan
Jangan langsung membayangkan hal ini akan sangat merepotkan kita. Cukup dengan mengurangi mentega 1 sendok makan, setiap kali melumuri roti. Atau tidak mengambil roti crouton, saat menikmati salad di restoran langganan kita.

Primadona asupan, makanan tinggi serat dan air
Jadikan sup kaldu ayam atau sayur mentah, sebagai menu favorit. Sebuah penelitian yang melibatkan 150 orang berbobot lebih, menunjukkan mereka yang mengkonsumsi sup setiap hari, berat badannya menyusut hingga 50% dibandingkan yang tidak melakukannya. Sedangkan untuk mereka yang terbiasa menikmati sayur mentah, berhasil memangkas kalori hingga 12%.

Say no snack and junk foods
Cemilan dan makanan siap saji atau junk foods, adalah makanan yang tidak masuk akal. Kalorinya besar tapi tidak memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Ini semakin dipertegas dengan survey yang dilakukan terhadap 7.000 perempuan yang gemar menyantap cemilan dan makanan siap saji. Hasilnya, mereka memiliki indeks massa tubuh yang tinggi dan juga bobot yang lebih berat. (Siagian Priska)


Sumber: Prevention Indonesia